Masa Revolusi Fisik (1945-1949) Perjuangan Bangsa Indonesia
A. Masa Revolusi Fisik (1945-1949)
1. Mendaratnya pasukan sekutu / AFNEI (Alied Forces Nederland Est Indies)
dan NICA (Nederland Indies Civil Administration)
a. pada tanggal 15 September 1945, tentara AFNEI yang diboncengi NICA berlabuh di
Tanjung Priok, dibawah pimpinan Letjen Sir Philip Chirstison dengan tujuan :
- Melucuti senjata tentara Jepang dan mengembalikan ke negaranya
- Menghimpum keterangan tentang penjahat perang
- Melindungi dan menjalankan pemindahan tawanan perang dan orang interniran Belanda
- Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.
b. Tetapi dalam prakteknya AFNEI, banyak melanggar dari tugas utamanya, bahkan
membentuk NICA mewujudkan "Garis Demarkasi Van Mook", akibatnya rakyat
Indonesia yang merasa sudah merdeka melakukan perlawanan
c. Pertempuran antara rakyat melawan AFNEI dan NICA, terlihat dalam pertempuran :
- Bandung Lautan Api, disebabkan adanya ultimatum sekutu dibawah pimpinan Brigjen Mc. Donald untuk mengkosongkan Bandung. Agar tidak bisa digunakan, dibawah pimpinan OTISTA Kota Bandung dibakar
- Bandung Selatan, disebabkan dikuasainya gudang mesiu di desa Daeyeuhkolot oleh sekutu, dengan keberanian bom bunuh diri yang dibawa pemuda M. Toha dan Ramdan gudang tersebut dihancurkan
- Pertempuran Ambarawa, diawali oleh kedatangan Brigjen Bethel, pada tanggal 20 Oktober 1945 di Semarang. Kemudian secara sepihak membebaskan para interniran Belanda, sehingga menimbulkan amarah rakyat dan melakukan perlawanan dipimpin Jenderal Soedirman yang dengan siasat gerilya berhasil mengusir tentara sekutu dari Ambarawa.
- Surabaya, disebabkan oleh sikap sekutu dibawah pimpinan Brigjen Mallaby selalu membantu NICA untuk menguasai kembali Indonesia. Pada pertempuran tanggal 31 Oktober 1945 di Jembatan Merah Brigjen Mallaby tewas tertembak, hal ini menyebabkan Mayjen Maserg marah dan mengeluarkan ultimatum agar pemuda yang menyebabkan tewasnya Mallaby menyerahkan diri kepada sekutu. Tetapi ultimatum ini tidak ditanggapi, sehingga sekutu menyerang Surabaya dari darat, laut dan udara dan rakyat dibawah pimpinan Bung Tomo, Gubernur Suryo dan Ketut Tantri berjuang melawan sekutu.
- Medan Area, diawali dengan kehadiran Brigjen T.E.D. Kelly ke Sumatra Utara pada 9 Oktober 1945. Sebab pertempuran adalah sekutu membebeaskan para interniran Belanda, dirampas dan diinjak-injaknya lencana merah putih dan pada tanggal 1 Desember 1945 sekutu memasang papan bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" disetiap sudut pinggiran kota Medan. Tindakan ini mendapat perlawanan dari pemuda Medan dibawah pimpinan Achmad tahir
d. pembentukan negara boneka oleh Van Mook :
- Pada bulan Januari 1948, diadakan Konferensi Malino, Pangkal pinang dan Den Pasar unntuk membentuk negara bagian.
- Hasilnya terbentuk 7 negara bagian (RI, NIT, Pasundan, Jatim, Madura, Sumatra Timur dan Sumatra Selatan) dan 9 satuan kenegaraan (Jateng, Belitung, Bangka, Riau, Banjar, Dayak besar, Kalbar, Kaltim dan Kalteng).
- Tujuan pembentukan itu adalah untuk mengucilkan RI
2. Perjuangan Diplomasi Indonesia dalam rangka mengusir AFNEI
dan NICA dari bumi Indonesia :
2. Perundingan Linggarjati, 15 November 1946 :
- Diadakan di Linggarjati, Cirebon Jabar
- Indonesia diwakili Perdana menteri Sutan Syahrir, dan Belanda diwakili oleh Prof. Schermeron, penengah dari Inggris Lord Killearn.
- Hasil perundingan yang ditandatangani pada 25 Maret 1947 :
- Belanda mengakui wilayah Indonessia secara de facto atas wilayah Jawa, Sumatra dan Madura
- Pemerintah Indonesia dan Belanda akan mendirikan NIS (Negara Indonesia Serikat) pada tanggal 1 Januari 1949.
- NIS dihubungkan dengan Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda
- Agresi militer Belanda I, 21 Juli 1947 :
- Serangan militer ditujukan ke wilayah pulau Jawa dan Sumatra.
- Serangan ini menimbulkan reaksi baik dari dalam maupun luar negeri karena dalam situasi berunding.
- Reaksi dari dalam negeri adalah dipindahkannya ibukota negara RI ke Jogjakarta dan TNI harus meninggalkan Jakarta.
- Reaksi dari luar negeri datang dari India dan Australia, yang mengajukan protes kepada PBB, sehingga DK-PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak-menembak antara Indonesia dan Belanda, pada tanggal 1 Agustus 1947.
- Yang mengawasi genjatan senjata adalah Komisi Konsuler yang terdiri dari Konsul Jenderal Australia, Belgia, Cina, Inggris dan Perancis dibawah pimpinan Konsul Jendral Amerika, Dr. Walter Foote.
- Perundingan Renville, 6 Desember 1947
- Diadakan diatas geladak kapal perang Amerika USS. Renville
- Indonesia diwakili oleh perdana Mentri Amr Syarifuddin, dan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Widjoyoatmodjo.
- Penengahnya adalah KTN (Komisi Tiga Negara), yang terdiri dari Dr. Frank Graham dari Amerika, Critcley dari Australia dan Paul Van Zeeland dari Belgia
- Hasil perundingan yang ditandatangani pada 17 Januari 1948, adalah :
- RI menyetujui pembentukan negara RIS
- Akan diadakan plebisit/pilihan di daerah yang dikuasai Belanda pada saat agresi untuk menentukan hasrat rakyat bergabung RI atau Belanda
- RI bersedia menarik semua pasukan TNI, yang berada di daerah pendudukan Belanda atau daerah kantong gerilya masuk ke daerah RI.
- Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948 :
- Ditujukan ke wilayah Jogjakarta
- Berhasil menduduki kota Jogjakarta, dan menangkap presiden dan wapres RI. Soekarno ditawan di Brastagi, dan M. Hatta ditawan di Bangka.
- Muncul reaksi dari dalam negeri, yaitu terbentuknya PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) di Sumatra Barat dibawah pimpinan Menteri Kemakmuran Syarifuddin Prawiranegara dan terjadinya serangan umum 1 Maret 1949 dibawah pimpinan Letkol Soeharto, dengan pasukan "Janur Kuning"
- Sementara itu di luar negeri, Presiden Soekarno sudah mengamanahkan kepada Mr. A.A.Maramis, Palar dan Dr. Soedarsono, untuk membentuk pemerintah bayangan, apabila PDRI Sumbar gagal.
- Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, memprakarsai Konferensi Asia di New Delhi tanggal 20 - 23 Januari 1949, yang menghasilkan resolusi yang berisi :
- Pemulihan Kekuasaan RI
- Penarikan tentara Belanda dari Jogjakarta
- Penyerahan kedaulatan kepada rakyat Indonesia
- Pada tanggal 24 Januari 1949 DK - PBB, mengeluarkan resolusi berisi :
- Hentikan permusuhan
- Bebaskan presiden serta pemimpin RI yang ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948.
- KTN diperintahkan memberikan laporan lengkap mengenai situasi Indonesia sejak 19 Desember 1948.
- Perundingan Roem Royen, 14 April 1949 :
- Diadakan di Hotel des Indes, Jakarta
- Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. M.Roem, didampingi Mr. Sastroamidjoyo, Dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Dr. Soepomo, Mr. Latuharhary dan 5 orang penasehat.
- Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen, didampingi Mr. N.S.Jacob, Dr. J.J.Van der Velde dan 4 orang penasehat
- Penengahnya adalah UNCI (United Nation Commision for Indonesia) dipimpin oleh Merle Cochran dan Amerika.
- Hasil perundingan, yang ditandatangani pada 7 Mei 1949 adalah pihak Indonesia mengeluarkan pernyataan :
- Perintah penghentian perang gerilya
- Kerjasama dalam pengembalian perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
- Bersedia turut serta dalam KMB di Den Haag, Belanda.
- Konferensi Inter Indonesia :
- Diadakan di Jogjakarta pada 19 - 22 Juli 2949 dan di Jakarta pada 31 Juli - 2 Agustus 1949.
- Diikuti oleh wakil negara RI dan wakil negara bagian bentukan Van Mook, yang kemudian digabungkan dalam BFO (Bijenkomstvoor Federal Overning) dibawah pimpinan Sultan Hamid Algadri II dari Kalimantan.
- Tujuan konferensi adalah menghasilkan kesatuan pendapat dalam menghaddiri KMD di Den Haag, Belanda.
- Menghasilkan keputusan bahwa negara Indonesia Serikat, akan bernama RIS, dan tentaranya disebut APRIS.
- Konferensi Meja Bundar (23 Agustus - 2 November 1949) :
- Bertempat di Den Haag, Belanda
- Delegasi Indonesia dipimpin Drs. M.Hatta, BFO diwakili oleh Sultan Hamid Algadri II dan delegasi Velanda dipimpin oleh Dr. William Drees.
- Hasil KMB, yang ditandatangani pada tanggal 2 November 1949 :
- Belanda mengakui RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat
- Status Karasidenan Irian, akan diselesaikan 1 tahun setelah 1 tahun KMB
- Akan dibetuk Uni Indonesia Belanda berdasarkan kerjasama sukarela dan sederajat
- RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak
- Konsesi dan izin baru untuk perusahaan Belanda,
- RIS harus membayar semua hutang Belanda sejak tahun 1942
loading...
loading...
Komentar
Posting Komentar